Liburan panjang sebentar lagi.
Anak sekolahan sebentar lagi akan liburan panjang. Para pegawai negeri dan
swasta juga akan liburan panjang. Para politisi dipastikan juga akan ikut
berlibur panjang. Hampir semua profesi dan lapisan masyarakat akan ikut
berlibur panjang.
Liburan dibutuhkan sebagai upaya
menyeimbangkan kondisi jasmani dan rohani yang selama ini bergerak baik secara
pisik maupun pikiran. Kekurangan liburan bisa berdampak buruk pada pisik berupa
gangguan kesehatan. Di samping itu juga bisa berdampak buruk pada pikiran
berupa gangguan mental maupun urat syaraf.
Liburan kecil berada pada hari
sabtu dan minggu. Sedangkan liburan panjang biasanya apabila liburannya
melebihi 2 hari.
Sebagian kecil liburan panjang akan
dijalani oleh kaum berada yang seringkali melakukan perjalanan transportasi
udara. Bagi kaum menengah ke bawah akan berlibur dengan transportasi darat
memakai kenderaan pribadi atau transportasi umum.
Saya ingin menyoroti liburan
panjang yang akan dijalani oleh kaum menengah ke bawah.
Transportasi darat yang akan
menjadi sarana menuju tempat rekreasi akan melalui jalanan umum. Waktu tempuh
dari tempat tinggal menuju lokasi rekreasi akan ditentukan oleh jarak tempuh
dan kecepatan tempuh. Bisa saja jarak tempuh yang begitu jauh dilalui dengan
waktu tempuh yang singkat. Tapi bisa juga jarak tempuh yang begitu dekat
ternyata harus ditempuh dengan waktu tempuh yang lama. Yang paling parah adalah
sudah jarak tempuh yang begitu jauh ditempuh dengan waktu tempuh yang lama
juga. Di sini parameter kualitas jalan menjadi faktor kunci lama atau tidaknya
waktu tempuh.
Sudah bukan rahasia umum bahwa
kualitas produk jalan di orde reformasi ini mengalami degradasi kualitas
dibandingkan dengan kualitas produk jalan di masa orde baru. Faktor SDM,
material dan proses pengerjaan menjadi kambing hitam padahal penyebab utama
adalah kondisi sosial yang mengharuskan tingginya tingkat kebocoran anggaran. Belum
lagi dihadapkan pada anggaran negara yang menjadi sapi perah politik dan pihak
kepentingan lainnya.
Namun bagaimanapun juga negara
ini didirikan salah satunya adalah untuk menyenangkan rakyatnya. Dalam waktu
dekat potensi untuk menyenangkan rakyat adalah pada liburan panjang ini. Negara
jangan hadir hanya ketika memungut pajak. Negara harus hadir ketika rakyatnya
ingin bersenang-senang ketika liburan panjang. Rakyat takkan mau peduli dan
memang tidak perlu peduli apakah itu status jalan nasional, jalan propinsi,
jalan kabupaten/kota atau jalan desa. Rakyat ingin melaju di jalanan dalam
keadaan senang dan selamat.
Tapi untuk memperbaiki jalan
rusak diperlukan dana yang tidak sedikit. Oke. Itu alasan yang walau tidak
perlu diungkapkan namun masih bisa diterima. Tapi bukankah paling tidak jalan
rusak dan berlobang masih bisa ditambal ? Ya. Atas nama bangsa Indonesia. Masih
ada waktu paling tidak 11 hari lagi untuk melakukan penambalan jalan terutama
jalan menuju lokasi rekreasi. Penambalan jalan tidak membutuhkan dana yang
begitu banyak. Tidak membutuhkan material yang aneh aneh. Tidak membutuhkan
metode pengerjaan yang sulit. Tidak perlu tender. Cukup tuangkan material dan
langsung gilas. Toh ruas jalan menuju lokasi rekreasi secara nasional paling
banter hanya ribuan kilometer. Biaya penambalannya tidak akan melebihi satu ruas
jalan tol. Juga tidak akan melebihi jumlah subsidi BBM selama satu bulan. Juga tidak
akan melebihi anggaran pilkada serentak.
Salam reformasi.
Rahmad Daulay
12 desember 2015.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar