Baru-baru ini Pekan Raya Sumatra
Utara berlangsung. Semua kabupaten dan kota yang ada di Sumatra Utara ikut
memeriahkan. Semua produk khas daerah masing-masing ditampilkan di PRSU.
Saat ini PRSU berada pada lembaga
yayasan di bawah aset Pemerintah Propinsi Sumatra Utara. Kegiatan PRSU sama
sekali bergantung pada Pekan Raya yang paling-paling hanya berlangsung sebulan
dalam setahun. Kegiatan masih bersifat rutinitas.
Perlu dilakukan pengkajian baik
tentang kelembagaan maupun fleksibilitas kegiatan sehingga eksistensi PRSU
bukan hanya sebagai rutinitas belaka tapi bisa sebagai ajang promosi seni
budaya dan produk khas lokal.
Saya melihat bahwa kelembagaan
berbentuk yayasan akan membuat PRSU tidak bisa lincah dalam bergerak dan
beraktifitas. PRSU membutuhkan sumber dana dan ini tidak dimungkinkan apabila
masih berbentuk yayasan. Saya melihat bahwa PRSU sebaiknya menjadi BUMD dengan
kata lain BUMD milik Pemerintah Propinsi Sumatra Utara sebagai pemegang saham
terbanyak diikuti oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah kota dengan
komposisi saham yang diatur kemudian. BUMD PRSU selain bersifat sosial dalam
promosi seni budaya juga akan bersifat profit oriented dengan cara
mengembangkan bisnis berbasis produk khas lokal baik itu makanan, industri
kecil menengah, flora dan fauna dan lainnya. Semua produk khas ini akan dijual
secara bisnis murni. Tentu penjualan ini akan membutuhkan lokasi sehingga
lokasi PRSU sebagian harus didesain ulang menjadi PRSU Mall, nantinya akan
mirip dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tentunya produk khas lokal ini
sebagian di antaranya memiliki prospek bisnis bagus dan memiliki peluang untuk
dipasarkan ke luar Sumatra Utara di mana beberapa daerah di luar Sumatra memiliki
warga perantau dominan dari Sumatra Utara seperti Jakarta, Bandung dan Jogja.
Di kota ini bisa dibuka cabang PRSU Mall dengan komoditi produk khas daerah
seperti Ulos Batak, Kacang Sihobuk, Kopi Sidikalang, Krupuk Sipirok, Kipang Panyabungan,
Salak Sidempuan, Sambal Tuktuk Tapsel, Ikan Limbat Tapsel, Ikan Merah Madina, Ikan
Trasi Tapsel dan lainnya. Produk khas lokal ini memiliki segemen pasar utama
adalah dari warga Sumatra Utara di perantauan.
Dengan demikian maka BUMD PRSU
bisa menjadi wadah menasionalkan produk khas lokal Sumatra Utara. Tentu produk
ini harus diberi sentuhan teknologi untuk memberi nilai tambah sehingga produk
khas lokal tersebut tahan disimpan untuk beberapa waktu tertentu dengan teknologi
pengawet.
Salam PRSU.
Rahmad Daulay
1 mei 2014.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar