Pemeliharaan jalan masih
merupakan topik yang menarik untuk diperbincangkan karena infrastruktur jalan
masih merupakan urat nadi perekonomian. Jalan rusak masih merupakan penyebab
tingginya biaya ekonomi dan menyebabkan bertambahnya komponen biaya produksi
dan distribusi yang berujung pada tingginya harga jual produk barang dan jasa.
Jalan berlubang merupakan produk
dari berbagai faktor penyebab seperti perencanaan yang tidak matang, pengerjaan
yang tidak standar, material yang tidak standar, lemahnya pengawasan, kualitas
tukang yang perlu ditingkatkan, kurangnya kesadaran akan umur bangunan dan
kaitannya dengan kewajiban melakukan pemeliharaan jalan. Dan yang tidak kalah
pentingnya adalah kurangnya pengawasan akan tonase truk barang yang boleh
melintasi jalan umum. Kesemuanya memberi kontribusi rusaknya jalan umum.
Jalan berlubang dimulai dari titik-titik
kerusakan yang dibiarkan terus menerus sehingga titik-titik kerusakan melebar
dan mendalam. Jalan berlubang biasanya diperbaiki dengan penambalan dengan
material aspal. Produk penambalan jalan sering tidak nyaman dilalui kenderaan
akibat tidak ratanya permukaan tambalan jalan dengan jalan semula. Apapagi
apabila tambalan jalan memiliki perbedaan ketebalan di atas 1 cm dan pinggiran tambalan
tidak landai alias menyerupai kotak maka bisa diprediksi akan terjadi guncangan
pada kenderaan yang melaluinya. Pada tambalan jalan yang memiliki perbedaan
ketebalan di bawah 1 cm dan berpinggiran landai memang nyaman dilalui kenderaan
namun tetap saja ada ketidakpuasan karena tambalan jalan tetap saja tidak indah
dipandang mata.
Saya berangan-angan tambalan
jalan bisa seperti tambalan semen di dinding rumah. Dinding rumah apabila
berlubang atau retak akan ditambal dengan semen dan hasilnya lurus dengan
dinding semula. Tambalan dinding akan terlihat lenyap akibat pengecetan.
Saya berangan-angan bahwa Badan
Litbang Kementrian PU atau Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi akan
mengembangkan gerinda jalan yang berfungsi menggerinda tambalan jalan sehingga
tambalan jalan yang semula menyerupai gundukan setelah digerinda akan lurus
atau hampir lurus menyerupai handylpast di kulit. Gerinda jalan ini tentunya
bukan hal yang mustahil karena gerinda logam tentu tidak akan jauh berbeda
dengan gerinda jalan karena bahan baku aspal didominasi oleh bebatuan dan aspal
cair. Kekerasan logam dan kekerasan batu tentu hampir sama. Perbedaannya pada
sifat lentur logam sedangkan batu bersifat getas. Sehingga pembuatan gerinda
jalan tentu merupakan keniscayaan.
Bila gerinda jalan ini bisa
duwujudkan maka gundukan tambalan jalan bisa digerinda sehingga tambalan jalan
bisa dibuat lurus dengan jalan semula.
Apabila impian gerinda jalan ini gagal,
perlu dipikirkan untuk merubah material penambalan jalan dari semula penambalan
memakai material aspal dirubah dengan penambahan jalan dengan material semen
beton. Penambalan dengan material semen beton ini akan memudahkan membuat
permukaan tambalan akan lurus dengan permukaan jalan semula. Agar tak terlihat
bopeng-bopeng maka semen betonnya diberi warna menyerupai warna aspal. Tentu
masih dibutuhkan beberapa percobaan dan pengujian agar perbedaan komposisi
material semen beton dan komposisi material bisa saling mendukung mencegah
kerusakan yang lebih parah dan bisa mudah menyatu dan tidak lekang satu sama
lain.
Salam konstruksi
Rahmad Daulay
26 mei 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar