Salah satu gejala modernitas
adalah otomatisasi. Otomatisasi ini membuat gerakan manusia menjadi berkurang
drastis. Semua bisa dikendalikan secara otomatik.
Demikianlah konon kabarnya pak
Fulan, salah satu manager pada perusahaan swasta menjalani hari-harinya pada
dunia perkotaan modern yang penuh dengan otomatik. Bangun pagi, mandi, pake
shower, tidak pake gayung. Pergi kerja, pake mobil pribadi, hanya sedikit berjalan
kaki dari ruang makan menuju garasi mobil. Sampai di kantor hanya sedikit pergerakan
jalan kaki dari ruang parkir menuju pintu lift, selanjutnya lift membawanya
menuju lantai tempat bejerja. Seharian di dalam ruangan kerja berAC. Mungkin
karena kurang pergerakan maka pak Fulan sering terkena flu, apalagi kerjanya
diruangan berAC. Maka sering sekretiaris pribadinya disuruh menyediakan obat
flu di kantornya dan sudah menjadi konsumsi setiap hari.
Pada suatu hari, terjadi kekacauan
sistem kelistrikan yang menyebabkan gangguan listrik di kantornya. Pak Fulan
terpaksa harus tidak menggunakan lift, naik tangga menuju lantai sekian
tempatnya bekerja. Keringat bercucuran, dan dengan dengan penuh perjuangan pak
Fulan sampai juga di lantai sekian tempatnya bekerja. Sorenya listrik belum
normal, lift belum bisa dipakai. Pulng kerja pak Fulan memakai tangga turun.
Demikian terjadi sampai 3 hari baru listrik normal kembali dan kehidupan
otomatik kembali hadir. Selama 3 hari tersebut pak fulan naik dan turun bekerja
dengan bersimbah keringat, maklum jarang bergerak. Namun 3 hari itu pula pak Fulan
tidak mengkonsumsi obat pileknya. Dan itu menjadi bahan pikiran pada pak Fulan.
Pak Fulan memutar otaknya untuk mengupayakan agar penyakit pileknya bisa hilang
tanpa harus bersimbah keringat setiap hari. Maka pak Fulanpun mencoba
mempergunakan tangga naik sampai pada batas lantai tertentu sampai mulai
berkeringat, dan kemudian disambungnya pakai lift. Demikian juga waktu pulang
kerja. Setiap hari dipraktekkannya seperti itu sehingga pak Fulan bisa
menghilangkan sakit flunya yang pada waktu dulu menjadi langganan setiap
harinya. Tuan pilek itu tidak pernah pilek lagi.
Manusia modern memang perlu
introspeksi diri bahwa modernitas akan membuat hidupnya kehilangan gerakan yang
akan membawa pengaruh negatif pada dirinya. Seringkali manusia modern
menyelesaikan masalah ini dengan dengan konsumsi makanan, minuman maupun
obat-obatan padahal solusi yang murah meriah yaitu gerakan tubuh bisa hadir
setiap saat di setiap tempat dan waktu. Otomatisasi jangan menjadi penjara bagi
hidup manusia modern. Manusia bisa bergerak sesuai keinginannya di dalam alam
otomatisasinya. Bahkan ketika menyetir mobilpun manusia modern tidak harus
berdiam diri, bisa bergerak badan ke kanan ke kiri, tentunya harus ditemani
oleh alunan musik, dangdut atau disco.
Bergeraklah.
Salam reformasi.
Rahmad Daulay
24 septeber 2013.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar