Ada yang mengaku kecolongan. Ada
yang mengaku tidak diberitahu. Ada yang bla bla bla dan entah apa lagi. Dan
kesemuanya itu menunjukkan bahwa memang tidak ada perhatian sama sekali
terhadap warga negara yang bekerja di luar negeri terutama yang berprofesi
sebagai pembantu rumah tangga. Dan sudah cukup bukti bahwa memang tidak ada
pembelaan sama sekali.
Saya melihat bahwa sudah
waktunya pengiriman tenaga kerja pembantu rumah tangga ke luar negeri
dihentikan saja untuk sementara sampai semua pembenahan di semua spek bisa
diselesaikan, mulai dari pembenahan pembinaan keterampilan, kontrak kerja,
perlindungan hukum dan semuanya pokoknya.
Di mana peranan PT Jamsesotek
? Sudah waktunya semua PJTKI wajib bekerjasama dengan PT Jamsostek dalam
menjamin semua aspek ketenagakerjaan TKW. Dan kewajiban PT Jamsostek harus
ditambah terutama dalam penjaminan bantuan dan advokasi masalah hukum.
Apa perlu dihentikan untuk
sementara ? Tak perlu. Yang perlu adalah hentikan untuk selamanya. Semua TKI /
TKW rela menjadi tenaga kerja rendahan ke luar negeri dikarenakan ketiadaan
lapangan kerja di dalam negeri. Siapa bilang potensi ketenagakerjaan tidak
tersedia di dalam negeri ? Potensi itu ada dan melimpah, kita saja yang tidak
mau menggalinya karena terlalu sibuk menonton drama politik tak berkesudahan.
Nusantara begitu luas. Sudah saatnya dibuat program Cetak Sawah Sejuta Hektare,
Cetak Ladang Sejuta Hektare, Cetak Empang Sejuta Hektare, Cetak Tambak Sejuta
Hektare, Cetak Peternakan Sejuta Hektare. Cetak Nelayan Sejuta Hektare. Kenapa
susah ? Toh tidak diperlukan teknologi yang aneh – aneh untuk itu semua.
Salam reformasi.
Rahmad Daulay
22 juni 2011
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar