Di tengah rasa was – was akan
kondisi transportasi udara dan tindakan premanisme yang marak di daerah, kita
kembali menyuarakan Visit Indonesia Year 2008.
Entah apakah sebuah mimpi atau
harapan. Yang pasti dunia pariwisata kita masih berjalan tersendat – sendat.
Apalagi para motor di bidang pariwisata juga berjalan di tempat dan tidak ada
inovasi dan kreasi baru yang bisa jadi andalan ke depan. Yang dikedepankan
masih pariwisata yang itu itu juga.
Salah satu pariwisata andalan
namun belum maksimal pengembangannya adalah Danau Toba Sumatra Utara. Danau
Toba merupakan danau yang memiliki permukaan air tertinggi di dunia. Banyak
ahli yang menyimpulkan bahwa danau tersebut terbentuk dari kawah letusan besar
pengunungan di masa lalu.
Potensi danau toba hanya
berkembang pada pesisir di kota
Parapat. Sementara pesisir luar danau toba meliputi banyak kabupaten dan
pesisir dalamnya berapa di Kabupaten Samosir. Pernah ada pemikiran untuk
membentuk satu kawasan otoritas wisata danau toba dengan menyatukan pengelolaan
kawasan pesisir luar danau toba di bawah satu pengelola / otorita. Namun
sekarang ide tersebut sudah tenggelam karena tidak adanya keseriusan menggolkan
ide tersebut.
Bagaimana kalau ide pembentukan
otorita wisata danau toba tersebut dikembangkan di pesisir dalam danau toba
yang berada di bawah pemerintahan kabupaten Samosir. Artinya kabupaten Samosir
dijadikan sebagai kabupaten khusus / otorita wisata danau toba dengan
mengembangkan seluruh pesisir pulau Samosir menjadi daerah wisata ? Yang pasti
butuh infrastruktur pendukung seperti jembatan Parapat – Pulau Samosir yang
melintasi danau toba dan jalan keliling pesisir dalam dan pesisir luar danau
toba di pulau Samosir. Ini membutuhkan biaya awal yang tidak sedikit. Namun
bila biaya besar ini dikelola dengan baik maka modal tersebut akan kembali lagi
dari hasil kunjungan wisata dalam dan luar negeri.
Salam reformasi
Rahmad Daulay
30 maret 2008
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar