Alkisah, dalam
sebuah kisah fiktif, konon kabarnya, seorang anak SD, terkantuk-kantuk di
mejanya menunggu bel pulang sekolah berdentang. Anak ini memiliki nilai
akademik terendah di kelasnya. Dan ketika bel pulang sekolah berdentang maka
langsung dengan semangat empat lima kantuknya hilang dan dengan gagahnya
bergegas keluar sekolah. Pulang ? Tidak. Langsung melangkah ke warnet dekat
sekolah. Dengan cekatan membuka sakunya dan dengan modal 4 ribu rupiah sudah
bisa berkuasa selama 1 jam terhadap akses internet. Dalam hitungan menit sang
anak sudah langsung tenggelam dalam peperangan game point blank online.
Ketika kita
begitu sibuk mempermasalahkan tentang perubahan kurikulum 2013 dan
membanding-bandingkan dengan beberapa kurikum sebelumnya. Ternyata di lapangan
para pelajar terutama pelajar SD sibuk dengan game onlinenya. Rupanya di
lapangan semua bentuk kurikulum sedang berhadapan dengan maraknya dunia hiburan
anak terutama game online. Begitu lihainya mereka memainkan peperangan di game
online sementara mereka tergagap mempelajari baca tulis dan hitung.
Dari ilustrasi
di atas tercermin bahwa permasalahan pendidikan terutama pendidikan dasar dan
menengah bukan hanya masalah kurikulum.