Di
tengah gundah gulana bangsa dalam menatap masa depan pemberantasan korupsi yang
hanya berkutat pada tangkap menangkap tanpa menyentuh substansi penyebab dan
solusi sistemik, muncul prestasi pelajar SMK dengan mobil esemkanya.
Terlepas
dari apakah mobil esemka sebatas rakit merakit atau bagaimana itu tidak
penting, dan itu hanya sebatas tahapan dan strateginya saja, yang penting
adalah spirit yang dibawa oleh mobil esemka yaitu spirit ke Indonesiaan. Spirit
ini pernah muncul pada waktu PSSI menunjukkan prestasinya. Yang ujung-ujungnya
menyebabkan terjadinya rebutan kepengurusan PSSI. Dan kini momentum prestasi
PSSI pelan-pelan memudar. Akankah semangat mobil esemka akan memudar juga
seperti PSSI ?
Dukungan
Walikota Solo cukup signifikan dalam mendongkrak semangat yang dimunculkan oleh
mobil esemka. Hanya saja bila sendirian maka keterbatasan yang ada akan juga
meredupkan gelora mobil esemka.
Salah
satu kerisauan yang muncul adalah akankah mobil esemka akan dikelola secara
profesional terutama dari aspek manajemen dan permodalan ?
Permodalan
merupakan merupakan masalah klasik dalam mengelola sebuah produk. Apakah 560
anggota DPR mendukung mobil esemka ? Bila ya, seandainya mereka mendukung
dengan dukungan saham masing2 sebesar 100 juta rupiah perorang maka akan
terkumpul modal sebesar Rp. 56 M. Apakah para anggota MPR, Menteri dan eselon
1-3, kepala daerah (gubernur/bupati/walikota dan eselon 1-3), para perwira
tinggi TNI/Polri, jajaran elit BUMN, dan lainnya mendukung mobil esemka dengan
suntikan sahamnya minimal 100 juta rupiah perorang ? Bayangkan akumulasi dana
yang akan terkumpul untuk mengelola mobil esemka.
Ya,
mobil esemka harus didukung oleh manajemen dan pendanaan yang profesional yang
berbasis pada semangat ke Indonesiaan. Dan bila kita memandang profesionalisme
maka pandangan kita tidak akan menatap pada birokrasi atau keluarganya, kita
akan memandang pada pihak swasta. Mobil esemka lebih tepat dikelola secara
swasta dengan mengedepankan spirit ke Indonesiaan.
Mobil
esemka bila didukung dan berhasil, bisa memicu semangat prestasi di bidang
lain. Saya sendiri memimpikan prestasi pelajar SMK di bidang agraris dan
maritim.
SMK
bisa !!!
Salam
reformasi
Rahmad
Daulay
14
februari 2012
·
* *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar