Jales veva jaya mahe, demikianlah
sebuah slogan yang sering saya dengar dan pelajari waktu belajar di sekolah
dasar. Saya selalu teringat pada slogan tersebut ketika masalah illegal fishing
diperdebatkan di media elektronik yang katanya telah merugikan negara ratusan
trilyun setiap tahun. Kita cukup trampil dalam memperkirakan jumlah kerugian
negara tapi kita tak pernah trampil dalam memperkecil kerugiannya.
Di laut kekayaan kita dicuri
orang, sementara di darat kita saling sikut – sikutan memperebutkan rezeki yang
sangat terbatas. Di laut kita kekurangan orang sementara di darat kita
kelebihan orang.
Sudah saatnya kita buat pola baru
transmigrasi ke laut, bukan dalam hal menetap tetapi transmigrasi pekerjaan ke
laut. Dari segi SDM kita banyak memiliki pencari kerja yang siap latih untuk
menjadi pekerja di laut. Dan sebagian dari mereka yang memiliki potensi bela
negara di laut akan dilatih ilmu bela negara. Dari segi sarana prasarana merupakan
tugas dari Departemen Kelautan dan Perikanan bekerjsama dgn BUMN perkapalan untuk
menyediakan ribuan kapal tangkap ikan, menyediakan tempat pemasaran ikan, perumahan
di pesisir pantai, sarana komunikasi dan sarana lainnya. Dan mengenai sarana
prasarana pelatihan bela negara merupakan tugas TNI / Polri.
Rekrutmen bisa dilakukan secara
sukarela dari lapisan pencari kerja manapun asalkan memenuhi syarat dan
memiliki kesadaran untuk menjadi transmigran laut dan satgas laut. Pola ini
akan dapat mencegah illegal fishing sekaligus menjadi wadah pertahanan dan
keamanan laut. Anggaran hanya tersedot pada penyediaan sarana prasarana dan
pelatihan. Sementara angaran operasional dan gaji dibebankan kepada hasil
tangkapan ikan yang mereka peroleh.
Bila benar bahwa dugaan kerugian
akibat illegal fishing mencapai ratusan trilyun setiap tahun maka jumlah itu
sudah jauh dari cukup untuk menjalankan program transmigrasi laut dan satgas
laut tersebut.
Jales veva jaya mahe.
Salam reformasi.
Rahmad Daulay
12 april 2008
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar