PEMERATAAN PENDIDIKAN TINGGI
Salah satu pengeluaran terbesar
rumah tangga adalah membelanjai biaya hidup anak di perantauan yang menimba
ilmu pendidikan tinggi yang pada umumnya berada di perkotaan.
Keberadaan perguruan tinggi yang
pada umumnya di perkotaan menyebabkan golongan terdidik mengumpul di perkotaan.
Sementara sebagian besar daerah nusantara terdiri dari pedesaan. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk menarik minat kaum terdidik tersebut untuk berkiprah di
pedesaan namun upaya tersebut tak kunjung memberi hasil. Belum lagi bila kita
kaji resistensi dari pemuda lokal setempat yang sering kali memberi perlakuan
kontraproduktif terhadap para perantau walau perantau tersebut sebenarnya
adalah putra daerah mereka sendiri..
Maka timbul pemikiran bagaimana
kalau mesin produksi kaum terdidik yaitu perguruan tinggi yang diciptakan di
pedesaan, terutama pada fakultas dan jurusan yang aplikasinya di pedesaan,
seperti pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan. Utamanya
yang bersifat terapan setingkat politeknik. Namun upaya ini tidak mudah,
membangun PTN baru di pedesaan tentu akan menyedot anggaran negara. Mendorong
pendirian PTS baru juga tidak mudah.
Maka salah satu solusinya adalah mendorong
dan memberi payung hukum serta insentif terhadap PTN / PTS perkotaan untuk
membuka cabang di pedesaan, dalam hal ini di ibukota kabupaten yang
jauh dari perkotaan. Dan agar dosennya betah mengajar maka diberi kesempatan
prioritas kepada putra asli setempat dengan tetap mempertimbangkan aspek
kualitas. Toh para putra asli daerah banyak yang menganggur di perkotaan.
Solusi yang lain adalah
mengembangkan PTN yang secara historis sudah banyak berdomisili di daerah
kabupaten, seperti IAIN, dengan mendorong pengembangan fakultas dan jurusan
baru non agama dengan fokus fakultas dan jurusan berbasis pedesaan seperti
pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan kelautan.
Dengan dipindahkan dan
dikembangkannya mesin produksi kaum terdidik, yaitu perguruan tinggi, di
samping membantu rakyat mengehemat pengeluaran perbulan, sekaligus meningkatkan
daya sebaran kaum terdidik di pedesaan, sekaligus mendorong mereka menjadi
pelopor pembangunan di daerah domisili kampusnya, dan yang tak kalah pentingnya
adalah menjadi pelopor demokratisasi rakyat dan meningkatkan kualitas demokrasi
di daerah, sekaligus mendorong mereka menjadi calon wakil rakyat dan calon
kepala daerah.
Salam reformasi
Rahmad Daulay
8 Desember 2010
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar